Sabtu, 12 November 2011

Fenomena Alam - Hujan Ikan di Honduras


Peristiwa ini terjadi di Departamento de Yoro, Honduras antara bulan Mei dan Juli 1998 lalu. Namun hingga kini, masyarakat setempat terus mengenang peristiwa langka itu dengan rutin menggelar perayaan yang dikenal dengan "Festival de la Lluvia de Peces" ( Festival Hujan Ikan). Dalam festival, seluruh warga berpesta pora dengan memasak berbagai macam menu dari ikan. 


 

Sejumlah saksi yang mengalami fenomena menakjubkan itu menuturkan, hujan ikan itu diawali dengan awan gelap di langit. Kemudian  diikuti oleh petir, guntur, angin kencang dan hujan lebat selama 2 sampai 3 jam. Setelah hujan berhenti, ratusan ikan hidup ditemukan di tanah. Orang-orang pun membawa pulang ikan-ikan itu untuk dimasak dan disantap.

Bukan hanya warga Honduras,  warga kota Lajamanu Australia juga pernah dibuat heran dan bingung dengan jatuhnya ribuan ikan dari langit saat hujan badai melanda wilayah tersebut. Sebagian ikan-ikan yang jatuh dari langit itu dalam keadaan hidup. "Mula-mula kami mencium bau amis, lalu berjatuhanlah ikan-ikan itu dari langit," kata sejumlah warga.  

Apa yang bisa menyebabkan fenomena alam misterius ini terjadi? Satu-satunya teori yang berkembang dalam masyarakat dan sedikit bisa menjelaskan peristiwa ini adalah adanya proses penguapan dalam volume besar. Penguapan dengan volume besar yang bisa jadi berupa tornado kecil, memungkinkan ikut terangkatnya ikan-ikan dari danau atau kolam ke langit. Lalu, setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, perlahan semua 'benda' yang ikut dalam perjalanan tornado itu akan jatuh, sesuai dengan berat benda yang terbawa.

Benda-benda yang paling berat akan jatuh terlebih dulu dan menjadi hujan di suatu daerah, sedangkan benda-benda lain yang lebih ringan tetap  terbawa untuk selanjutnya jatuh lagi di daerah lainnya begitu seterusnya. Inilah yang menyebabkan spesifikasi hujan 'benda air' itu di satu daerah dengan daerah yang lainnya berbeda. Meski demikian, tak semua orang meyakini teori ini, bahkan tidak sedikit diantaranya yang justru menganggap fenomena ini sebagai wabah atau kutukan. Lalu manakah teori yang benar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar